RangkumanRingkasan Sosialisasi Pembentukan Kepribadian. 1). Proses sosialisasi adalah sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari caracara hidup, norma dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang bisa diterima masyarakat. 2).
Saatindividu menghadapi situasi yang baru, individu tersebut dituntut untuk dapat membawakan diri atau dalam artian menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan sekitarnya. Banyak hal yang dapat mempengaruhi individu untuk bisa menyesuaikan dirinya dengan cepat. Tentunya ada juga cara atau tips agar individu bisa cepat menyesuaikan diri. Maka dari itu menyajikan
PembahasanSecara umum, sosialisasi merupakan suatu proses belajar seorang individu untuk mengenal dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Proses sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar penghayatan seorang individu terhadap nilai, norma, pola tingkah laku, kebudayaan, kebiasaan, dan lain sebagainya yang ada di dalam masyaralat.
Sebaliknya anak tunagrahita sedang tidak bisa mempelajari pelajaran akademik. Mereka umumnya belajar secara membeo, perkembangan bahasanya sangat terbatas, hamper selalu bergantung pada orang lain, dapat membedakan bahaya dan bukan bahaya, masih mempunyai potensi untuk belajar memelihara dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan, dan dapat mengerjakan pekerjaan yang mempunyai nilai ekonomi.
Penyesuaiandiri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan lingkungannya. Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Membahas tentang penyesuaian diri, menurut Schneiders (dalam Ali, 2006) dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: 1.
cara membedakan oli yamalube asli dan palsu. Bertemu kembali dengan kami, yang senantiasa membahas mengenai segala ilmu pengetahuan yang pastinya perlu kalian pelajari. Dan kali ini berkesempatan untuk membahas pengertian sosialisasi secara umum dan menurut para ahli. Yuk langsung saja simak baik-baik ulasan di bawah. Pengertian Sosialisasi Menurut Ahli David Gaslin David B. Brinkerhoft Dan Lynn John C. Macionis James. W. Vander Zanden Jack Levin Dan James L. Spates Nursal Luth Sukandar Wiraatmaja Wright Wright Prof. Dr. Nasution, Edward Shils Soerjono Soekanto Paul B. Horton Giddens Ritcher JR Bruce J. Cohen Robert Lawang Irvin L. Child KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia Koentjaraningrat Karel J. Veeger Horton Dan Hunt Stewart Charlotte Buhler Broom dan Selznic Wikipedia Peter L. Berger Pengertian Sosialisasi Menurut Ahli Sosialisasi adalah salah satu media atau sarana yang mempengaruhi tentang kepribadian dari seseorang, sehingga kepribadian dari seseorang sangatlah bergantung terhadap cara individu tersebut bersosialisasi dengan orang lain. Nah, berikut merupakan pengertian sosialisasi menurut pendapat dari para ahli sosiologi. Yuk langsung saja simak baik-baik ulasan di bawah.. David Gaslin Menurut pendapat dari David Gaslin pengertian Sosialisasi ialah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota kelompok masyarakat. David B. Brinkerhoft Dan Lynn Menurut pendaat dari David B. Brinkerhoft Dan Lynn pengertian Sosialisasiialah suatu proses belajar peran, status dan nilai yang diperlukan untuk partisipasinya dalam institusi sosial. John C. Macionis Menurut pendapat dari John C. Macionis pengertian Sosialisasi ialah pengalaman sosial seumur hidup dimana individu dapat mengembangkan potensinya dan mempelajari pola-pola kehidupan. James. W. Vander Zanden Menurut pendapat dari James. W. Vander Zanden, Sosialisasi ialah proses interaksi sosial dimana orang memperoleh pengetahuan, nilai, sikap dan perilaku esensial untuk berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat. Jack Levin Dan James L. Spates Menurut pendapat dari Jack Levin dan James L. Spates pengertian Sosialisasi ialah proses pewarisan dan pelembagaan kebudayaan ke dalam kepribadian individu. Nursal Luth Menurut pendapat dari Nursal Luth pengertian Sosialisasi ialah suatu proses ketika individu menerima dan menyesuaikan diri dengan masyarakat. Sukandar Wiraatmaja Menurut pendapat dari Sukandar Wiraatmaja pengertian Sosialisasi ialah proses belajar mulai bayi untuk mengenal dan memperoleh sikap, pengertian, gagasan dan pola tingkah laku yang disetujui oleh masyarakat. Wright Wright Menurut pendapat dari Wright Wright pengertian Sosialisasi ialah proses ketika individu mendapatkan kebudayaan kelompoknya dan menginternalisasikan “sampai tingkat tertentu” norma-norma sosialnya, sehingga membimbing orang itu untuk memperhitungkan harapan-harapan orang lain. Prof. Dr. Nasution, Menurut pendapat dari Prof. Dr. Nasution, pengertian Sosialisasi ialah proses membimbing individu ke dalam dunia sosial “sebagai warga masyarakat yang dewasa” Edward Shils Menurut pendapat dari Edward Shils pengertian Sosialisasi ialah proses sosial yang dijalankan seseorang atau sepanjang umu perlu dilalui seorang individu untuk menjadi seorang anggota kelompok dan masyarakat melalui pembejalaran kebudayaan dari kelompk dan masyarakat itu. Soerjono Soekanto Menurut pendapat dari Soerjono Soekanto pengertian Sosialisasi ialah proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-orang di sekitarnya. Paul B. Horton Menurut pendapat dari Paul B. Horton pengertian Sosialisasi ialah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarkat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya. Giddens Menurut pendapat dari Giddens pengertian Sosialisasi ialah sebuah prose yang terjadi ketika seorang bayi yang lemah berkembang secara aktif melalui tahap demi tahap sampai akhirnya menjadi pribadi yang sadar akan dirinya sendiri pribadi yang berpengetahuan dan terampil akan cara hidupnya dalam kebudayaan tempat ia tinggal. Ritcher JR Menurut pendapat dari Ritcher JR pengertian Sosialisasi ialah proses seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlakukannya agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam suatu kedudukan atau peranan tertentu di masyarakat. Bruce J. Cohen Menurut pendapat dari Bruce J. Cohen pengertian Sosialisasi ialah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kepastiannya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota. Robert Lawang Menurut pendapat dari Robert Lawang pengertian Sosialisasi ialah proses mempelajari norma, nilai, peran dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial. Irvin L. Child Menurut pendapat dari Irvin L. Child pengertian Sosialisasi ialah segenap proses yang menuntut individu mengembangkan potensi tingkah laku aktualnya yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi kebiasaan serta sesuai dengan standar dari kelompoknya. KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia Menurut pendapat dari KBBI pengertian Sosialisasi ialah suatu proses belajar seseorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya. Koentjaraningrat Menurut pendapat dari Koentjaraningrat pengertian Sosialisasi ialah seluruh proses dimana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai dewasa berkembang, berhubungan, mengenal dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain yang hidup dalam masyarakat sekitarnya. Karel J. Veeger Menurut pendapat dari Karel J. Veeger pengertian Sosialisasi ialah suatu proses belajar mengajar. Horton Dan Hunt Menurut pendapat dari Horton dan Hunt pengertian Sosialisasi ialah proses dimana seseoaran menginternalisasikan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik. Stewart Menurut pendapat dari Stewart pengertian Sosialisasi ialah prose memperoleh kepercayaan, sikap, nilai dan kebiasaan dalam kebudayaannya. Charlotte Buhler Menurut pendapat dari Charlotter Buhler pengertian Sosialisasi ialah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompknya, agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Broom dan Selznic Menurut pendapat dari Broom dan Selznic pengertian Sosialisasi ialah proses membangun atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada diri seseorang. Wikipedia Menurut pendapat dari Wikipedia pengertian Sosialisasi ialah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Peter L. Berger Menurut pendapat dari Peter L. Berger pengertian Sosialisasi ialah proses pada seorang anak yang sedang belajar menjadi anggota masyarakat. Adapun yang dipelajarinya adalah peranan pola hidup dalam masyarakat yang sesuai dengan nilai dan norma-norma maupun kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Itulah pengertian dari sosiologi menurut para ahli, semoga bermanfaat .
PertanyaanProses belajar, penyesuaian diri terhadap lingkungan, serta penanaman nilai norma bagi pembentukan kepribadian merupakan unsur-unsur yang terkandung dalam proses ...Proses belajar, penyesuaian diri terhadap lingkungan, serta penanaman nilai norma bagi pembentukan kepribadian merupakan unsur-unsur yang terkandung dalam proses ...pembudayaanadaptasiperubahan sosialhubungan sosialsosialisasiJawabanjawaban yang tepat adalah yang tepat adalah David A. Goslin, sosialisasi diartikan sebagai proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan keterampilan, nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota dalam kelompok masyarakatnya. Sosialisasi penting dilakukan agar keteraturan tercipta dalam masyarakat. Jadi, jawaban yang tepat adalah David A. Goslin, sosialisasi diartikan sebagai proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan keterampilan, nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota dalam kelompok masyarakatnya. Sosialisasi penting dilakukan agar keteraturan tercipta dalam masyarakat. Jadi, jawaban yang tepat adalah E. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!910Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Manusia adalah makhluk sosial yang satu sama lain saling membutuhkan. Dalam interaksi sosialnya dengan sesama manusia, juga sangat dipengaruhi dengan lingkungan dimana manusia membentuk konsep dirinya dan juga kehidupan sosialnya. Oleh karena itu, tidak berlebihan bila ada penjulukan manusia selain makhluk sosial juga sebagai makhluk lingkungan. Maka studi perilaku manusia sedikit banyak merupakan pendekatan ilmu alam yang secara keilmuan mulai diperkenalkan pada akhir abad ke 19 oleh Wilhelm Wundt, orang pertama yang memproklamirkan psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang ditandai dengan berdirinya laboratorium Leipzig, di Jerman. Pada tahun 1930 mulai diperkenalkan cabang ilmu psikologi sosial yangobjek material dari psikologi sosial adalah fakta-fakta, gejala-gejala serta kejadian-kejadian dalam kehidupan sosial manusia. Sekilas ternyata objek psikologi sosial mirip dengan ilmu sosiologi dan bila digambarkan sebenarnya psikologi sosial adalah merupakan pertemuan irisan antara ilmu psikologi dan ilmu sosiologiSedangkan hubungan manusia dan lingkungan telah banyak ditemukan ketidakcocokan antara manusia dan lingkungannya. Pada tahun 1950 an, psikolog mulai memecahkan masalah-masalah ini melalui pengembangan perencanaan. Sebuah bidang kajian yang dimulai dengan meneliti warna, susunan tempat dudukdi rumah sakit-rumah sakit jiwa, lalu melakukan observasi di taman-taman nasional dan sampai mempelajari stress yang terasosiasi dengan pergerakan kota urban communiting. Penelitian tersebut, pada akhirnya melahirkan sebuah disiplin dengan nama psikologi lingkungan. Objek materialnya meliputi lingkungan psiko-sosial, lingkungan belajar, lingkungan informasi dan lingkungan binaan. Pertanyaannya, seberapa besar lingkungan mempengaruhi manusia dalam membentuk konsep diri-sosial?Pengertian Konsep DiriMasalah-masalah rumit yang dialami manusia, seringkali dan bahkan hampir semua sebenarnya berasal dari dalam diri. Mereka tanpa sadar menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep diri. Dengan kemampuan berpikir dan menilai, manusia malah suka menilai yang macam-macam terhadap diri sendiri maupun sesuatu atau orang lain – dan bahkan meyakini persepsinya yang belum tentu obyektif. Dari situlah muncul problem seperti inferioritas, kurang percaya diri, dan hobi mengkritik diri sendiri. Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Definisi yang lebih rinci lagi adalah sebagai berikut diri adalah keyakinan yang dimiliki individu tentang atribut ciri-ciri sifat yang dimiliki Brehm & Kassin, 1993. juga diartikan sebagai pengetahuan dan keyakinan yang dimilki individu tentang karakteristik dan ciri-ciri pribadinya Worchel, 2000. lain menyebutkan bahwa Konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran seseorang mengenai dirinya sendiri. Hal ini meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan hidup, kebutuhan dan penampilan diriSeseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri secara negatif atau menyalahkan orang seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan dua komponen dalam konsep diriyaitu komponen kognitif dan komponen afektif. Komponen kognitifdisebut sebagai citra diri self image sedangkan komponen afektif adalah harga diri self esteem.Pembentukan Konsep diriKonsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang tua dan lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh sebab itu, seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif, atau pun lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Hal ini disebabkan sikap orang tua yang misalnya suka memukul, mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dsb - dianggap sebagai hukuman akibat kekurangan, kesalahan atau pun kebodohan dirinya. Jadi anak menilai dirinya berdasarkan apa yang dia alami dan dapatkan dari lingkungan. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif. Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak luput dari perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, namun ada pula yang mudah sekali berubah sesuai dengan situasi sesaat. Misalnya, seorang merasa dirinya pandai dan selalu berhasil mendapatkan nilai baik, namun suatu ketika dia mendapat angka merah. Bisa saja saat itu ia jadi merasa “bodoh”, namun karena dasar keyakinannya yang positif, ia berusaha memperbaiki konsep diri ini terdapat beberapa unsur antara lain1. Penilaian diri merupakan pandangan diri terhadap•Pengendalian keinginan dan dorongan-dorongan dalam diri. Bagaimana kita mengetahui dan mengendalikan dorongan, kebutuhan dan perasaan-perasaan dalam diri kita.•Suasana hati yang sedang kita hayati seperti bahagia, sedih atau cemas. Keadaan ini akan mempengaruhi konsep diri kita positif atau negatif.•Bayangan subyektif terhadap kondisi tubuh kita. Konsep diri yang positif akan dimiliki kalau merasa puas menerima keadaan fisik diri sendiri. Sebaliknya, kalau merasa tidak puas dan menilai buruk keadaan fisik sendiri maka konsep diri juga negatif atau akan jadi memiliki perasaan rendah Penilaian sosial merupakan evaluasi terhadap bagaimana individu menerima penilaian lingkungan sosial pada diri nya. Penilaian sosial terhadap diri yang cerdas, supel akan mampu meningkatkan konsep diri dan kepercayaan diri. Adapun pandangan lingkungan pada individu seperti si gendut, si bodoh atau si nakal akan menyebabkan individu memiliki konsep diri yang buruk terhadap Konsep lain yang terdapat dalam pengertian konsep diri adalah self image atau citra diri, yaitu merupakan gambaran•Siapa saya, yaitu bagaimana kita menilai keadaan pribadi seperti tingkat kecerdasan, status sosial ekonomi keluarga atau peran lingkungan sosial kita.•Saya ingin jadi apa, kita memiliki harapan-harapan dan cita-cita ideal yang ingin dicapai yang cenderung tidak realistis. Bayang-bayang kita mengenai ingin jadi apa nantinya, tanpa disadari sangat dipengaruhi oleh tokoh-tokoh ideal yang yang menjadi idola, baik itu ada di lingkungan kita atau tokoh fantasi kita.•Bagaimana orang lain memandang saya, pertanyaan ini menunjukkan pada perasaan keberartian diri kita bagi lingkungan sosial maupun bagi diri kita diri yang terbentuk pada diri juga akan menentukan penghargaan yang berikan pada diri. Penghargaan terhadap diri atau yang lebih dikenal dengan self esteem ini meliputi penghargaan terhadap diri sebagai manusia yang memiliki tempat di lingkungan sosial. Penghargaan ini akan mempengaruhidalam berinteraksi dengan orang lain. Faktor Lingkungan terhadap Pembentukan Konsep mungkin patut mempertanyakan, mengapa beberapa bagian kota terlihat sukses dan lainnya tidak? Mengapa orang-orang lebih senang tinggal di lingkungan tertentu dibandingkan dengan lainnya? Kenapa anak belajar lebih baik pada sebuah lingkungan ketimbang lingkungan lainnya?. Seringkali orang bertindak secara instinctive. Mereka melakukan sesuatu berdasarkan naluri untuk alas an yang tidak dapat mereka jelaskan secara pasti. Setiap orang memiliki perasaan dasar, yang secara bawah sadar menjadi kekutan yang mendasari perilakunya. Kekuatan ini sering juga disebut sebagai NILAI. Nilai adalah sesuatu yang bertahan lama dan menjadi penopang psikologis semua makhluk hidup. Nilai memberi manusia kerangka berfikir, dimana manusia merencanakan dan membangun kehidupannya. Nilai dibuat untuk sebuah tujuan akhir. Misalnya, kita mengharapkan kehidupan yang relative tidak rumit, produktif, aktif dan menarik. Kita menginginkan memiliki rumah yang tidak terlalu kecil, memiliki halaman yang nyaman dan mudah diurus. Orang lain mungkin memiliki rumah yang cukup luas, memiliki kolam renang dan garasi untuk parkir mobil mewah milik orang memiliki nilai individual yang berbeda dalam hidupnya dan dipenuhi dengan berbagai cara. Sebagai contoh, pengalaman masa kecil yang miskin akan mendorong keinginan untuk mencuri di masa dewasa atau malah menjadi seorang dermawan. Tidak adanya privasi di masa kanak-kanak di mana bisa juga akibat budaya dapat menghasilkan efek yang bervariasi terhadap setiap Mempengaruhi dapat sangat mempengaruhi manusia, tidak peduli berapapun usianya. Misalnya pada kasus ekstreem pada anak-anak yang tinggal di pemukiman kumuh, kehidupan ekonomi yang tidak baik, pola asuh orang tua yang tidak berfungsi dengan baik. Seseorang yang hidup dalam lingkungan tersebut terikat pada nilai yang didapatnya dari pengalaman tersebut. Seringkali kriminalitas muncul akibat pengalamannya tersebut. Namun perasaan hidup yang lebih bersih dan teratur bisa juga muncul dari pengalaman tersebut. Tidak ada yang bisa meramalkan perilaku manusia. Kita hanya bisa mengatakan pengalaman apa yang mempengaruhi lainnya adalah berdasarkan penelitian, tingkat stress pada masyarakat kota lebih besar dibanding masyarakat di desa. Kemacetan lalu lintas, polusi udara, polusi air, mahalnya biaya hidup adalah beberapa faktor penyebab tingginya tingkat stress pada masyarakat kota. Berdasarkan gejala-gejala tersebut, orang mulai memikirkan bagaimana pola pemukiman yang baik yang dapat membuat orang hidup lebih nyaman dan hidup sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai manusia. Seringkali keberadaan materi-materi lingkungan seperti rumah tinggal, jalan raya dan sebagainya hanya dianggap sebagai materi fisik belaka. Padahal lebih dari itu keberadaannya berupa fisik juga mempengaruhi nilai-nilai dalam blok-blok persepsi dan psikologi manusia. Meskipun pada awalnya manusia yang membentuk bangunan dan lingkungan, namun selanjutnya bangunan dan lingkungan menjadi kekuatan yang membentuk konsep Mempengaruhi dipengaruhi oleh ruang dan lingkungannya. Orang lebih bisa menerima ruang dan lingkungannya jika itu membuatnya merasa nyaman. Memasang karpet di kantor akan membuat para karyawan merasa lebih dihargai. Pengaturan jarak tempat duduk yang baik, warna dinding kelas memberikan rasa nyaman dan mendorong pelajar untuk lebih konsentrasi dalam menerima materi pelajaran di kelas. Tetapi apabila nilai-nilai tersebut diabaikan, akan melahirkan perasaan-perasaan yang menghilangkan bisa sangat mengganggu kenyamanan seseorang dalam aktivitasnya. Karyawan akan sangat tertekan apabila ditempatkan pada ruang kerja yang menjadikan mereka hanya sebagai perangkat perpanjangan mesin tanpa mengindahkan nilai-nilai kemanusiaannya. Jarak tempat duduk yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah antropometri dan ergonomi, akan menghilangkan motivasi belajar para weda merupakan salah satu contoh bagaimana nilai-nilai manusia diabaikan. Orang yang pindah di panti tersebut biasanya dilarang membawa perabotan pribadi. Padahal bagi sebagian orang-orang tua tersebut, kehadiran perabot menyimpan kenangan dan menjadi alat pengenal lingkungan yang diperlukan oleh mereka. Kepindahan menghilangkan “rumah” mereka; bangunan, orang-orang dan kenangan tidak lagi bersama mereka di tempat penjelasan-penjelasan diatas dapat kita ambil beberapa kesimpulan adalah makhluk yang memiliki persepsi terhadap dirinya dan orang tersebut lahir dari nilai-nilai yang tersebut muncul dari pengalaman-pengalaman yang dialaminya dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam lingkungan mempengaruhi lingkungan dan selanjutnya lingkungan mempenguri sebab itu penataan lingkungan sangat memerlukan kajian psikologi sebagai disiplin ilmu. Kerjasama psikolog dan perancang lingkungan binaan sangat dibutuhkan untuk memberikan rasa kemanusiaan pada efek keberadaan bangunan-bangunan dan penataan lingkungan secara PUSTAKAHalim, Deddy. 2005. “Psikologi Arsitektur Pengantar Kajian Lintas Disiplin” Jakarta GrasindoArtikel Arief Sosiawan, Edwi. “Psikologi Sosial”Alatas, Alwi. “Pendidikan Remaja dari Sudut Pandang Islam” Lihat Healthy Selengkapnya
Proses ketika seseorang belajar untuk menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, dan peraturan yang berlaku dalam sistem kebudayaan suatu masyarakat disebut. . . . a. inkulturasi b. enkulturasi c. akulturasi d. internalisasi e. eksternalisasi JawabanB. enkulturasiPenjelasanproses enkulturasi adalah proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat, system norma, dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Apakah kalian pernah mendengar atau membaca kalimat dibawah ini ? “Apabila kita berteman dengan penjual minyak wangi, maka kita akan ikut wangi. Sedangkan berteman dengan penjual ikan, maka kita akan ikut bau amis.” Kalimat ini menggambarkan secara gamblang bagaimana lingkungan mempengaruhi kita. Sama halnya dengan proses belajar. Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan faktor intelegensi yang rendah atau kelainan mental, tetapi juga dapat disebabkan faktor-faktor non intelegensi, salah satunya adalah lingkungan. Dengarkan versi audionya di Podcast Banawa Sekar Academia di sini. Muhibbin Syah 2003 dalam bukunya psikologi belajar menjelaskan faktor-faktor eksternal yang memengaruhi proses belajar dan mengelompokkannnya menjadi dua; Faktor Lingkungan Sosial Dan Faktor Lingkungan Nonsosial. Muhibbin juga menjelaskan faktor-faktor internal, namun pembahasan kali ini akan fokus pada faktor-faktor eksternal saja. Lingkungan SosialLINGKUNGAN SOSIAL KELUARGA, merupakan lingkungan terkecil dan paling intim. Lingkungan ini sangat memengaruhi proses belajar karena mulai dari sifat-sifat orangtua, pengelolaan keluarga, Hubungan antar anggota keluarga hingga ketegangan keluarga dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar individu. Lingkungan keluarga yang harmonis dapat mendukung aktivitas belajar dengan SOSIAL SEKOLAH, seperti guru, bidang administrasi, dan teman-teman kelas. dapat memengaruhi proses belajar individu. Tidak heran sebelum sistem zonasi diberlakukan banyak orang tua wali yang berlomba-lomba mendaftarkan anaknya di seolah favorit. Label sekolah favorit dipercaya masyarakat memiliki lingkungan yang baik karena tingginya SOSIAL MASYARAKAT. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal akan memengaruhi proses belajar. Misalnya lingkungan padat penduduk dengan perumahan. Pada lingkungan padat penduduk, individu akan lebih banyak belajar bersosialisasi dengan teman dan tetangga dibandingkan dengan wilayah perumahan yang jarang sekali bertemu dan berkumpul. Lingkungan Nonsosial. Lingkungan nonsosial disini artinya Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara, kelembapan, sinar hingga suasana sekitar. Lingkungan alamiah merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan tidak mendukung, proses belajar akan terhambat. FAKTOR INSTRUMENTAL, digolongkan menjadi dua; Pertama, hardware, berupa gedung sekolah, fasilitas belajar dan alat belajar. Contohnya, mata pelajaran anatomi tubuh akan lebih memahamkan siswa bila ada alat peraga. Kedua, software, berupa kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, dan lain sebagainya. Sekolah yang memiliki peraturan terlalu ketat dapat menghambat kreatifitas MATERI PELAJARAN. Merupakan apa-apa saja yang diberikn oleh guru kepada siswanya. Faktor ini menuntut penguasaan materi pelajaran oleh guru dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa. Proses belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang tidak tampak dan sukar diamati. Para ahli behaviorisme berpendapat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Tingkah laku hasil dari proses belajar berkaitan erat dengan teori belajar behavioristik. Menurut Mukinan 1997 teori belajar behavioristik beranggapan yang dinamakan belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dikatakan telah belajar jika yang bersangkutan dapat menunjukkan perubahan tingkah laku. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respon. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah adanya input berupa stimulus dan output yang berupa respon Andriyani, 2015. Perkembangan perilaku merupakan objek pengamatan dari aliran- aliran behaviorisme. Perilaku dapat berupa sikap, ucapan, dan tindakan seseorang sehingga perilaku ini merupakan bagian dari psikologi. Oleh sebab itu, psikologi pendidikan mengkaji masalah yang memengaruhi perilaku orang ataupun kelompok dalam proses belajar. Lingkungan belajar merupakan salah satu faktor yang berasal dari luar atau faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap proses belajar. Lingkungan belajar yang nyaman dan efektif akan mendukung kegiatan pembelajaran berjalan dengan kondusif. Penciptaan kondisi lingkungan belajar yang efektif adalah salah satu aspek terpenting keberhasilan dalam proses belajar. Ainani Jundah, Jombang. DAFTAR PUSTAKA Andriyani, Fera. 2015. Teori Belajar Behavioristik dan Pandangan Islam tentang Behavioristik.Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam.Edisi 10 No. 2 Hal. 165-180. Alamsyah, S. 2018 Cerita Miris Balita Usia 2 Tahun di Sukabumi Jadi Pecandu Rokok Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta P3G IKIP Syah Muhibbin,. 2006. Psikologi Belajar , Jakarta PT. Raja Grapindo Persada.
proses dimana individu belajar dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan