Pelepahpisang bisa dijadikan karya sastra berupa lukisan 3D. Perlu kreatifitas tinggi untuk bisa membuat kerajinan yang satu ini. Memilikinya di rumah sebagai hiasan dinding tentu memberikan kesan artistic tersendiri di rumah. Pengrajin pelepah pisang banyak dijumpai di Bali, Bojonegoro, Lampung, dan juga Bandung.
Jawabanterverifikasi ahli Simplee pisang dapat banyak ditemui di daerah a.pesisir pantai [b.pegunungan] c.pertanian d.perkotaan 2.limbah serutan kayu banyak terdapat di daerah [a.pesisir pantai] b.pegunungan c.pertanian d.perkotaan 3.pemilahan bahan limbah lunak bertujuan untuk
Contohhasil limbah berbentuk bangun datar, ada banyak, seperti kulit jagung, daun pelepah pisang , kain perca, dan lain sebagainya. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kerajinan bangun ruang? Kerajinan bahan limbah bangun ruang adalah kerajinan yang dibuat dari suatu limbah, yaitu limbah yang mempunyai volume, tinggi, lebar dan panjang atau
ViewLimbah kulit pisang banyak terdapat di IPA 1 at SMA Negeri 4 Bekasi. Limbah kulit pisang banyak terdapat di daerah-daerah yang memproduksi keripik dan sale pisang dan masih
Sukoharjo— Belum banyak orang yang mengetahui, bahwa semua bagian dari pohon pisang dapat dimanfaatkan. Biasanya, orang hanya memanfaatkan buah dan daun dari pohon pisang. hasilnya lebih berkualitas. Proses pembuatannya pun tidak terlalu rumit. Pelepah pisang yang telah dikeringkan di bawah sinar matahari selama 10 hari, kemudian di
cara membedakan oli yamalube asli dan palsu. Pengolahan pangan semakin berkembang seiring dengan perkembangan pengetahuan dan perkembangan teknologi. Berbagai inovasi dilakukan oleh beberapa industri pengolahan makanan dalam menciptakan produk makanan baru yang dapat diterima masyarakat. Seiring dengan beragamnya jenis makanan olahan dari buah pisang, maka meningkat pula jumlah limbah yang dihasilkan dari para pengusaha olahan pisang tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mitra dalam pengolahan limbah kulit pisang menjadi selai kulit pisang. Sasaran program pengabdian ini adalah Aisyiah Ranting Gedung Johor Kecamatan Medan Johor yang berjumlah 10 orang. Mitra yang ikut berpartisipasi adalah anggota Aisyiah yang tergolong dalam usia produktif dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Metode dalam kegiatan pengabdian ini adalah 1 sosialisasi atau penyuluhan, yaitu memberikan pemahaman kepada mitra sasaran akan kesadaran kelestarian lingkungan, 2 pelatihan, yaitu memberikan pengetahuan kepada mitra sasaran bagaimana mengolah limbah kulit pisang menjadi selai kulit pisang. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah antusias mitra sasaran dalam setiap proses, umpan balik dari mitra sasaran yang dinilai positif dan memberikan manfaat kepada mitra sasaran baik dalam bidang sosial yaitu memberikan rasa percaya mitra untuk berwirausaha maupun bidang ekonomi yaitu sebagai penambah penghasilan keluarga. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free E-DIMAS Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 121, 106-111 ISSN 2087-3565 Print dan ISSN 2528-5041 Online Available Online at 106 Pemanfaatan Limbah Buah Pisang Menjadi Selai Kulit Pisang sebagai Peningkatan Nilai Guna Pisang Riris Nadia Syafrilia Gurning1, Sakral Hasby Puarada2, Misril Fuadi3 1,2,3Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 1risnagur Received 23 Juli 2020; Revised 1 Februari 2021; Accepted 27 Februari 2021 Abstract Food processing is increasingly developing along with the development of knowledge and technological development. Various innovations have been carried out by several food processing industries in creating new food products that can be accepted by the public. Along with the diverse types of processed foods made from bananas, the amount of waste produced by the banana producers has also increased. The purpose of this activity is to provide knowledge and understanding to partners in processing banana peel waste into banana peel jam. The target of this dedication program is Aisyiah Branch Building, Johor District, Medan Johor, which amounts to 10 people. The participating partners are Aisyiah members who are of productive age and work as housewives. The method in this service activity is 1 socialization or counseling, which is to provide an understanding to the target partners of environmental awareness, 2 training, which is to provide knowledge to target partners how to process banana peel waste into banana peel jam. The results obtained from this community service activity are enthusiastic target partners in each process, feedback from target partners is considered positive and provides benefits to target partners both in the social field, namely giving partners the confidence to be entrepreneurial and the economic sector, namely as an addition to family income. Keywords banana; banana peel; jam; waste Abstrak Pengolahan pangan semakin berkembang seiring dengan perkembangan pengetahuan dan perkembangan teknologi. Berbagai inovasi dilakukan oleh beberapa industri pengolahan makanan dalam menciptakan produk makanan baru yang dapat diterima masyarakat. Seiring dengan beragamnya jenis makanan olahan dari buah pisang, maka meningkat pula jumlah limbah yang dihasilkan dari para pengusaha olahan pisang tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mitra dalam pengolahan limbah kulit pisang menjadi selai kulit pisang. Sasaran program pengabdian ini adalah Aisyiah Ranting Gedung Johor Kecamatan Medan Johor yang berjumlah 10 orang. Mitra yang ikut berpartisipasi adalah anggota Aisyiah yang tergolong dalam usia produktif dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Metode dalam kegiatan pengabdian ini adalah 1 sosialisasi atau penyuluhan, yaitu memberikan pemahaman kepada mitra sasaran akan kesadaran kelestarian lingkungan, 2 pelatihan, yaitu memberikan pengetahuan kepada mitra sasaran bagaimana mengolah limbah kulit pisang menjadi selai kulit pisang. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah antusias mitra sasaran dalam setiap proses, umpan balik dari mitra sasaran yang dinilai positif dan memberikan manfaat kepada mitra Pemanfaatan Limbah Buah Pisang Menjadi Selai Kulit Pisang sebagai Peningkatan Nilai Guna Pisang Riris Nadia Syafrilia Gurning, Sakral Hasby Puarada, Misril Fuadi 107 sasaran baik dalam bidang sosial yaitu memberikan rasa percaya mitra untuk berwirausaha maupun bidang ekonomi yaitu sebagai penambah penghasilan keluarga. Kata Kunci pisang; kulit pisang; selai; limbah A. PENDAHULUAN Pisang merupakan tanaman holtikultura yang banyak tumbuh tersebar di Indonesia dan banyak disukai oleh masyarakat Indonesia. Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang banyak memproduksi pisang. Berdasarkan angka produksi pisang, Sumatera Utara adalah provinsi ketiga terbanyak memproduksi pisang di pulau sumatera setelah provinsi Lampung dan Sumatera Selatan. Rata-rata produksi pisang dari tahun 2015-2019 di provinsi Sumatera Utara adalah ton sedangkan yang unggul adalah di provinsi Lampung yaitu ton dan Sumatera Selatan dengan rata-rata produksi ton BPS Sumatera Utara, 2020. Berdasarkan data, ketersediaan pisang di Sumatera Utara tergolong cukup banyak dan mudah ditemui di berbagai daerah. Pisang merupakan jenis tanaman yang setiap saat berbuah tanpa ada istilah musim. Tanaman pisang dapat dikatakan sebagai tanaman serbaguna. Akar, umbi bonggol, batang, daun sampai kulitnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Kulit pisang kebanyakan masih merupakan limbah pertanian yang dibuang sehingga sering menimbulkan pencemaran lingkungan Hartono & Janu, 2013. Masyarakat pada umumnya memanfaatkan pisang untuk diolah menjadi pisang rebus, pisang goreng, molen pisang, kolak pisang, bolu pisang, dan lain sebagainya. Pemanfaatan pisang yang cukup besar tersebut menghasilkan limbah kulit pisang yang belum banyak dimanfaatkan secara produktif Sutriono & Pato, 2016. Limbah kulit pisang diketahui mengandung gizi yang tinggi Gambar 1. Kandungan karbohidrat pada kulit pisang sebesar 10,80%, kandungan protein pada kulit pisang sebesar kandungan lemak pada kulit pisang sebesar 3,187%, dan kandungan vitamin pada kulit pisang memiliki vitamin C sebesar 0,15% Laily dan Diana, 2018. Kulit pisang mengandung aktivitas antioksidan yang cukup tinggi dibandingkan dengan daging pisangnya. Aktivitas antioksidan pada kulit pisang mencapai 94,25% pada konsentrasi 125 mg/ml sedangkan pada buahnya hanya sekitar 70% pada konsentrasi 50 mg/ml. Senyawa antioksidan yang terdapat pada kulit pisang yaitu katekin, gallokatekin, dan epikatekin yang merupakan golongan senyawa flanovoid. Oleh karena itu, kulit pisang memiliki potensi yang cukup baik untuk dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan dalam bahan pangan Ermawati, dkk., 2016. Gambar 1. Limbah Kulit Pisang Kulit pisang merupakan bahan bangunan atau limbah buah pisang yang cukup banyak jumlahnya. Umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan sebagai pakan ternak seperti kambing, sapi dan kerbau. Jumlah dari kulit pisang cukup banyak yaitu berkisar 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas Abdi, dkk., 2016. Limbah kulit pisang yang biasanya dibuang oleh pedagang pengolah pisang dapat dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai jual yang tinggi dan dapat diterima oleh masyarakat. Selai pisang adalah salah satu bentuk inovasi yang dapat dimanfaatkan dari limbah pisang sebagai usaha peningkatan nilai guna dari buah pisang. Selai merupakan panganan olahan yang berbentuk pasta yang diperoleh dari pemasakan bubur buah, gula EDUC ATI ONS - P ENG ABD IAN KE PAD A M ASY ARA KATJURNAL P ENG ABD IAN KE PADA MAS YAR AKA T VOLUME 12 NOM OR 01 MAR ET 2021 108 dan bahan pendukung lainnya. Selai merupakan produk awetan yang dibuat dengan cara memasak hancuran buah yan dicampur gula baik ditambah air atau tanpa penambahan air dan bahan tambahan lainnya Munasari, dkk., 2018. Kemajuan teknologi dan perkembangan pengetahuan masyarakat menimbulkan adanya inovasi baru dalam pengolahan pangan sehingga timbulnya beraneka ragam makanan olahan yang digemari oleh berbagai macam kalangan masyarakat. Beberapa inovasi makanan olahan dari buah yang diciptakan oleh industri atau pedagang mengakibatkan adanya limbah yang biasanya dibuang dan menjadi sampah organik. Limbah buah yang dibuang dapat merusak kelestarian lingkungan. Selai kulit pisang merupakan salah satu bentuk inovasi hasil olahan yang berasal dari limbah pisang yang kaya akan gizi. Selain karena teknologi dan pengetahuan masyarakat yang telah berkembang pesat, pemanfaatan limbah kulit pisang menjadi selai kulit pisang merupakan usaha untuk memaksimalkan pemanfaatan dari pisang. Untuk itu perlu kiranya memberikan pelatihan dan pemahaman kepada masyarakat khususnya kaum ibu-ibu untuk berinovasi menjadikan limbah kulit pisang menjadi produk olahan yang memiliki nilai jual yaitu selai kulit pisang. Selain untuk menambah pengetahuan berinovasi, pengolahan selai kulit pisang juga dinilai dapat menjaga kesehatan lingkungan dari adanya sampah dan dapat menjadi salah satu cara meningkatkan perekonomian rumah tangga. Adapun tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pemahaman berinovasi kepada ibu-ibu Ranting Aisyiah Gedung Johor Kecamatan Medan Johor. B. PELAKSANAAN DAN METODE Pelaksanaan program pengabdian ini dilaksanakan di Ranting Aisyiah Gedung Johor Kecamatan Medan Johor pada tanggal 24 juni 2020. Sasaran program pengabdian ini adalah anggota Aisyiah yang tergolong dalam usia produktif sehingga diharapkan ilmu yang diberikan dapat diaplikasikan dan bermanfaat. Jumlah peserta pada kegiatan pengabdian ini adalah 10 orang. Latar belakang mitra yang berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan ini adalah berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang tidak memiliki kegiatan tetap. Menurut Rusdianti, dkk. 2020 ibu rumah tangga adalah kelompok yang memungkinkan untuk diberdayakan dalam kegiatan usaha karena ada banyak ibu-ibu rumah tangga yang selama ini tidak bekerja, padahal ibu-ibu rumah tangga apabila diberdayakan, bukan tidak mungkin akan mampu meningkatkan ekonomi keluarganya. Adapun metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut Sosialisasi/Penyuluhan Sebelum melakukan kegiatan sosialisasi/penyuluhan ini terlebih dahulu beberapa anggota mitra dikumpulkan dirumah salah satu anggota Ranting Aisyiah Gedung Johor. Tujuan awal dari pengumpulan ini adalah pengenalan tim pengusul pengabdian dengan ibu-ibu Aisyiah. Kegiatan dimulai dengan ramah tamah dengan anggota kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi. Bentuk penyuluhan dilakukan melalui antarpersonal dengan tatap muka Gambar 2. Dalam sosialisasi menyampaikan bagaimana memotivasi mitra agar bisa memanfaatkan potensi limbah buah pisang untuk diolah menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi, selain dapat mengolah limbah, dapat juga menjaga kelestarian lingkungan karena dapat mengurangi limbah. Kemudian hal-hal yang akan disampaikan kepada mitra mencakup pengurangan limbah pisang, kandungan gizi yang tinggi pada kulit pisang dan menciptakan produk wirausaha yang baru. Gambar 2. Sosialisasi/Penyuluhan Pemanfaatan Limbah Buah Pisang Menjadi Selai Kulit Pisang sebagai Peningkatan Nilai Guna Pisang Riris Nadia Syafrilia Gurning, Sakral Hasby Puarada, Misril Fuadi 109 Pelatihan/Training Metode pelatihan yang dilakukan adalah 1 mengenalkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan selai kulit pisang, dan 2 demonstrasi pembuatan selai kulit pisang seperti tersaji pada Gambar 3. Gambar 3. Pelatihan/Training C. HASIL DAN PEMBAHASAN Program pengabdian masyarakat di Ranting Aisyiah Gedung Johor Kecamatan Medan Johor dengan memanfaatkan limbah kulit pisang menjadi selai kulit pisang dinilai sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan diterima nya dengan baik ilmu yang diberikan oleh tim pengusul PKM kepada mitra. Proses demonstrasi juga mendapatkan antusias dari mitra yang dibuktikan dengan keikutsertaan anggota mitra dalam proses kegiatan pembuatan selai kulit pisang. Kemudian tidak membutuhkan waktu yang lama dalam pemrosesan sehingga mitra banyak berencana untuk menjual olahan limbah kulit pisang tersebut sebagai penambah pendapatan keluarga. Umpan balik dari mitra juga dinilai positif karena proses pembuatannya cukup mudah dan membutuhkan alat dan bahan yang pasti ada didapur, seperti buah pisang yang selalu tersedia di kalangan masyarakat. Menurut Rusnaini, dkk 2020 dalam penelitiannya kegiatan PKM dapat dikembangkan untuk mampu dipelihara dalam jangka panjang, dengan tersedianya sumber daya lokal yang berasal dari internal masyarakat itu sendiri, ketimbang bergantung dari sumberdaya yang berasal dari eksternal. Kegiatan pelatihan PKM dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses kegiatannya. Bahan utama yang dibutuhkan adalah kulit pisang. Tahap pertama adalah mencuci kulit pisang hingga bersih yang berguna untuk membuang sisa kotoran yang ada. Kemudian merebus kulit pisang yang sudah dibersihkan selama kurang lebih 30 menit dengan menggunakan panci perebus. Kulit pisang direbus hingga kulit pisang bagian dalam berwarna kuning. Setelah direbus, kulit pisang ditiriskan. Setelah dingin, kulit pisang bagian dalam dikerok menggunakan sendok Gambar 4. Gambar 4. Proses Pengerokan Kulit Pisang Gambar 5. Selai Kulit Pisang Kulit pisang bagian dalam yang sudah dikerok tadi diblender dengan mencampurkan dengan 2 buah daging pisang agar menambah rasa pisang dan menambahkan sedikit air. Setelah tekstur kulit pisang menjadi seperti bubur, kemudian selai kulit pisang dimasak dengan menggunakan api kecil. Sembari selai pisang dimasak dan diaduk-aduk, tambahkan gula putih untuk menambah rasa manis dan minyak pisang sebagai penambah aroma buah pisang pada selai. Aduk secara terus-menerus hingga selai kulit pisang memiliki tekstur lebih mengental Gambar 5. Secara ringkas proses pembuatan selai kulit pisang dapat dilihat pada bagan alir Gambar 6. Setelah kegiatan pelatihan pemanfaatan limbah kulit pisang menjadi selai kulit pisang dilaksanakan manfaat yang diperoleh mitra adalah mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dalam pengolahan limbah menjadi sebuah produk olahan yang memiliki nilai ekonomi. Dalam bidang sosial, memberikan rasa percaya diri kepada mitra agar dapat mandiri berwirausaha untuk mendapatkan pengalaman berbisnis. Dalam bidang ekonomi pelatihan pengolahan EDUC ATI ONS - P ENG ABD IAN KE PAD A M ASY ARA KATJURNAL P ENG ABD IAN KE PADA MAS YAR AKA T VOLUME 12 NOM OR 01 MAR ET 2021 110 limbah kulit pisang ini bisa menjadi penambah penghasilan dalam keluarga. Menurut penelitian Puarada, dkk. 2020 kegiatan pemanfaatan kulit buah selain untuk menambah pengetahuan dan inovasi, juga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan menambah pendapatan rumah tangga ditengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. Gambar 6. Proses Pembuatan Selai Kulit Pisang D. PENUTUP Simpulan Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa telah berjalan dengan baik dan lancar. Adanya respon yang positif dari mitra sasaran menunjukkan diterimanya ilmu yang telah diberikan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini mitra mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan selai dari kulit pisang. Selain untuk menjaga kelestarian lingkungan, pengetahuan pengolahan limbah kulit pisang menjadi kulit pisang ini dapat menjadi salah satu penambah penghasilan mitra dan merasa percaya diri dalam memulai usaha. Saran Saran yang diberikan terhadap kegiatan pengabdian ini adalah sebaiknya siapa saja dari kalangan mana saja dapat menjadikan pengolahan selai kulit pisang ini menjadi usaha yang lebih besar dan didalami karena akan berdampak terhadap pelaku nya sendiri maupun terhadap lingkungan. Ucapan Terima Kasih Pada kesempatan ini kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam kegiatan pengabdian ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara UMSU yang telah memfasilitasi program pengabdian ini sehingga kegiatannya berjalan dengan lancar. Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada mitra yaitu ibu-ibu Aisyiah Ranting Gedung Johor Kecamatan Medan Johor yang telah ikut berpartisipasi dalam semua kegiatan pengabdian ini. E. DAFTAR PUSTAKA Abdi, C., Khair, R. M., dan Saputra, M. W. 2016. Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Kepok Musa Acuminate L. Sebagai Karbon Aktif Untuk Pengolahan Air sumur Kota Banjarbaru Fe dan Mn. Jukung Jurnal Teknologi Lingkungan, 11. Badan Pusat Statistik. 2020. Produksi Pisang Menurut Provinsi Tahun 2015 – 2019. Direktorat Jenderal Hotikultura. Ermawati, W. O., Wahyuni, S., & Rejeki, S. 2016. Kajian Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Raja Musa paradisiaca var Raja Dalam Pembuatan Es Krim. Jurnal Sains dan Teknologi Pangan. 11, 67-72. Hartono, A. & Janu, P. B. 2013. Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Pemanfaatan Limbah Buah Pisang Menjadi Selai Kulit Pisang sebagai Peningkatan Nilai Guna Pisang Riris Nadia Syafrilia Gurning, Sakral Hasby Puarada, Misril Fuadi 111 Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kerupuk. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. Vol 2 No 3, September 2013, hal 198-203. Laily, N., & Diana, 2018. Formulasi Sediaan Selai Kulit Ari Pisang Kepok Musa paradisiaca L., Rasa Cokelat. Jurnal Dunia Farmasi, 31, 32-43. Munasari, S., Dwi S., & Jefriadi. 2018. Daya Terima Panelis dan Karakteristik Selai Kulit Pisang Kepok dengan Penambahan Pisang Ambon. Jurnal Teknologi Agro-Industri, 51, 10-17. Puarada, S. H., Riris N. S. G., & Wahyuni U. H. 2020. Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Melinjo Gnetum gnemon L. Menjadi Produk Olahan Keripik Kulit Buah Melinjo. E-Dimas Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 114, 567-572. Rusdianti, E., Sri P., dan Paulus W. 2020. Penyuluhan Tentang Peluang Usaha Guna Menumbuhkan Kemandirian Ekonomi Ibu Rumah Tangga Kelurahan Gedanganak, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 72, 147-153. Rusnaini, R., Qonita, R. R. A.., & Yuliandari, E. 2020. Pelatihan Pembuatan Abon Ikan Tawar untuk Memberdayakan Masyarakat di Desa Sidoarum. E-Dimas Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 114, 525-530. Sutriono, Y. dan Pato, U. 2016. Pemanfaatan Buah Terung Belanda dan Kulit Pisang Kepok Dalam Pembuatan Selai. Jom Faperta, 32, 1-13. ... Antioksidan bermanfaat untuk tubuh sebagai perlindungan terhadap radikal bebas yang dapat menyebabkan munculnya penyakit degeneratif. Kulit pisang juga memiliki kandungan pektin sebesar 22,4 % yang berguna sebagai pengental dalam pembuatan selai Arinta et al., 2021;Desti et al., 2020;Gurning et al., 2021;Tuhuloula et al., 2013;Wakano et al., 2016. ...Lestari MP AlibasyahMestawaty A SRaya AgniVita Indri FebrianiBuah pisang, papaya, semangka dan jeruk merupakan tanaman hortikultura yang produksinya tinggi di Sulawesi Tengah, salah satunya di Desa Labuan Panimba. Masyarakat umumnya hanya memanfaatkan daging buah untuk dikonsumsi langsung, sementara kulit buah dibuang begitu saja. Dengan demikian, semakin banyak buah yang dihasilkan, maka semakin banyak pula sampah kulit buahnya. Padahal, kulit buah memiliki kandungan gizi yang mirip dengan daging buah. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini penting dilakukan. Metode yang digunakan adalah sosialisasi dan pelatihan pembuatan selai dari empat jenis kulit buah. Kegiatan ini berhasil dilakukan karena 1 masyarakat telah memiliki pengetahuan terhadap pentingnya pengolahan kulit buah; 2 masyarakat telah memiliki keterampilan dalam pembuatan sela dari kulit buah... Pemanfaatan limbah kulit pisang yang lebih baik dapat menambah nilai jual menjadi lebih tinggi. Kulit pisang diketahui dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan berbagai produk pangan, sehingga bisa dioptimalkan menjadi peluang usaha Gurning et al., 2021. ...Yunita Rakhmawati Rahmi MasitaNur'aini KartikasariDurrotul QomariaPisang merupakan komoditas unggul Indonesia dan tidak dipengaruhi oleh musim. Kecamatan Tirtoyudo adalah salah satu sentra produksi terbesar dari Kabupaten Malang. Pisang umumnya hanya dimanfaatkan daging buahnya saja untuk menghasilkan berbagai olahan pangan dan dijadikan sebagai oleh-oleh khas daerah. Selain dijual dalam bentuk segar, sebagian pisang di Desa Tirtoyudo banyak diolah dalam bentuk keripik pisang. Kulit pisang umumnya hanya dijadikan sebagai pakan ternak, pupuk, dan dibuang, padahal kulit pisang berpotensi diolah menjadi bahan pangan. Limbah tersebut masih kurang diminati oleh pelaku industri, namun dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan berbagai produk pangan, sehingga bisa dioptimalkan menjadi peluang usaha. Berdasarkan hal tersebut maka masyarakat perlu diberikan pengetahuan dan pelatihan teknologi tepat guna dalam pengelolaan limbah kulit pisang sebagai produk pangan agar bisa dimanfaatkan lebih luas. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan pelatihan pembuatan kerupuk kulit pisang. Pada saat kegiatan juga dibagikan leaflet tentang macam pengolahan kulit pisang dan kuesioner untuk menganalisis tingkat pengetahuan masyarakat serta evaluasi kebermanfaatan kegiatan. Hasil dari kegiatan ini adalah bertambahnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pengolahan kulit pisang sebagai bahan pangan dan antusias masyarakat. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah penerapan teknologi tepat guna untuk masyarakat dapat diaplikasikan dan diterima dengan baik. Nur LailyVivi Eulis DianaABSTRAKPendahuluan Pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi dibandingkan dengan buah yang lain dan dikonsumsi tanpa memperhatikan tingkat sosial. Pisang diketahui mengandung gizi tinggi dan sebagai sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Kulit pisang mengandung senyawa pektin yang cukup besar kandungan pektin pada kulit pisang berkisar antara 0,9% dari berat kering. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi Selai kulit ari pisang kepok Musa paradisisaca L., rasa cokelat. Metode Penelitian ini menggunakan metode eksperimental variabel bebas dan variabel terikat di laboratorium. Sediaan selai kulit ari pisang kepok dibuat dalam 4 formula, dengan gula, bubur kulit ari pisang kepok dan bubuk cokelat. Menggunakan Uji kesukaan, uji hedonik dan uji daya oles. Hasil penelitian menunjukan bahwa Uji organoleptis, uji hedonik dan uji daya oles diperoleh hasil bahwa selai yang paling disukai adalah Formula selai keduaatau F II dan Formula selai pertama atau F I. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa semua formula dapat menjadi selai yang baik meskipun terdapat perbedaan disetiap formula, dimana formula yang baik adalah formula II dan selai yang kurang baik terdapat pada formula IV karena terjadi konsentrsiBubuk Cokelat maka kekentalan selai kulit ari pisang kepok semakin MunasariDwi SandriJefriadi JefriadiKulit pisang kepok Musa paradisiaca forma typical merupakan hasil samping dari pisang kepok yang digunakan oleh industri pangan. Saat ini kulit pisang kepok belum banyak dimanfaatkan secara produktif, padahal kulit pisang kepok masih memiliki kandungan gizi dan pektin yang dapat diolah menjadi produk pangan yaitu selai. Untuk meningkatkan mutu selai kulit pisang kepok dilakukan penambahan pisang ambon. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan pisang ambon terhadap tingkat kesukaan selai, mendapatkan formulasi terbaik berdasarkan daya terima panelis dan mengukur karakterisasi selai yang dihasilkan dari semua perlakuan. Tahapan pembuatan selai yaitu dengan membuat bubur kulit pisang kepok dan bubur pisang ambon kemudian dimasak dengan gula dan asam sitrat. Analisis daya terima selai dilakukan dengan uji tingkat kesukaan hedonik kemudian data dianalisis dengan uji ANOVA dan DMRT. Karakteristik selai dilakukan dengan uji kadar air dan uji daya oles. Penambahan pisang ambon berpengaruh nyata terhadap rasa selai, formulasi selai terbaik berdasarkan daya terima panelis adalah pada perlakuan 50% 50% bubur kulit pisang kepok dengan bubur pisang ambon. Karakterisasi selai yang dihasilkan dari semua perlakuan mempunyai kadar air berkisar 29,71 – 35,06% dan daya oles berkisar antara 9 – 11,6 Pisang Menurut Provinsi TahunStatistik Badan PusatBadan Pusat Statistik. 2020. Produksi Pisang Menurut Provinsi Tahun 2015 -2019. Direktorat Jenderal Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Raja Musa paradisiaca var Raja Dalam Pembuatan Es KrimW O ErmawatiS WahyuniS RejekiErmawati, W. O., Wahyuni, S., & Rejeki, S. 2016. Kajian Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Raja Musa paradisiaca var Raja Dalam Pembuatan Es Krim. Jurnal Sains dan Teknologi Pangan. 11, Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Sebagai Bahan Dasar Pembuatan KerupukA HartonoP B JanuHartono, A. & Janu, P. B. 2013. Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kerupuk. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. Vol 2 No 3, September 2013, hal 198-203.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kenyamanan di dalam ruangan diantaranya adalah perencanaan sistem pencahayaan, penghawaan dan akustik dapat berfungsi optimal. Kenyamanan dalam ruangan akan terwujud apabila bisa mengatasi masalah kebisingan yang terjadi baik dari dalam maupun dari luar ruangan. Kemajuan sarana transportasi menjadi salah satu penyebab masalah kebisingan. Pemilihan material yang kurang tepat juga menjadi penyebab kebisingan. Reduksi bunyi dapat terjadi tergantung jenis material penyerapannya, yaitu material yang memiliki nilai penyerapan lebih tinggi dari pada nilai pantulnya. Pemilihan material akustik menjadi penentu kualitas suara di dalam ruangan. Beberapa fungsi suatu bangunan memiliki persyaratan tingkat intensitas bunyi yang distandarkan. Bahan material yang diproduksi oleh pabrik dan sering dijumpai adalah glaswool, karpet, sterofoo,. Beberapa penelitian terdahulu telah mengujikan beberapa alternatif bahan dinding kedap suara dengan memanfaatkan potensi lokal, diantaranya adalah dengan menggunakan bahan dasar sekam padi, sabut kelapa dan serbuk gergaji kayu. Pada penelitian ini limbah pelepah pisang menjadi pilihan untuk bahan dasar dinding kedap suara. Selain harganya murah, bahanini sering dijumpai dan mudah untuk memperolehnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat pelepah pisang memenuhi persyaratan penting dari karakteristik dasar bahan akustik yaitu, bahan berpori yang memiliki jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Tingkat kepadatan pelepah pisang yang sudah dikeringkan akan semakin membuat pelepah pisang menjadi bahan yang dapat menyerap bunyi dengan cukup baik dan akan pisang yang sudahdikeringkan, memilki tekstur yang berserabut dan berpori. Hal ini bisa menjadi alternatif bahan dasar material dinding kedap suara. Jenis pisang yang digunakan pada penelitian ini adalah pisang raja susu yang dinilai lebih murah dan lebih banyak terdapat disekitar lingkungan rumah. Figures - uploaded by Dhani MutiariAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Dhani MutiariContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Suharyani., Dhani Mutiari., Limbah pelepah pisang raja susu sebagai alternatif bahan dinding kedap suara LIMBAH PELEPAH PISANG RAJA SUSU SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN DINDING KEDAP SUARA Suharyani, Dhani Mutiari Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Sukoharjo 57102 Telp 0271-717417 E-mail ABSTRAK Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kenyamanan di dalam ruangan diantaranya adalah perencanaan sistem pencahayaan, penghawaan dan akustik dapat berfungsi optimal. Kenyamanan dalam ruangan akan terwujud apabila bisa mengatasi masalah kebisingan yang terjadi baik dari dalam maupun dari luar ruangan. Kemajuan sarana transportasi menjadi salah satu penyebab masalah kebisingan. Pemilihan material yang kurang tepat juga menjadi penyebab kebisingan. Reduksi bunyi dapat terjadi tergantung jenis material penyerapannya, yaitu material yang memiliki nilai penyerapan lebih tinggi dari pada nilai pantulnya. Pemilihan material akustik menjadi penentu kualitas suara di dalam ruangan. Beberapa fungsi suatu bangunan memiliki persyaratan tingkat intensitas bunyi yang distandarkan. Bahan material yang diproduksi oleh pabrik dan sering dijumpai adalah glaswool, karpet, sterofoo,. Beberapa penelitian terdahulu telah mengujikan beberapa alternatif bahan dinding kedap suara dengan memanfaatkan potensi lokal, diantaranya adalah dengan menggunakan bahan dasar sekam padi, sabut kelapa dan serbuk gergaji kayu. Pada penelitian ini limbah pelepah pisang menjadi pilihan untuk bahan dasar dinding kedap suara. Selain harganya murah, bahan ini sering dijumpai dan mudah untuk memperolehnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat pelepah pisang memenuhi persyaratan penting dari karakteristik dasar bahan akustik yaitu, bahan berpori yang memiliki jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Tingkat kepadatan pelepah pisang yang sudah dikeringkan akan semakin membuat pelepah pisang menjadi bahan yang dapat menyerap bunyi dengan cukup baik dan akan pisang yang sudah dikeringkan, memilki tekstur yang berserabut dan berpori. Hal ini bisa menjadi alternatif bahan dasar material dinding kedap suara. Jenis pisang yang digunakan pada penelitian ini adalah pisang raja susu yang dinilai lebih murah dan lebih banyak terdapat disekitar lingkungan rumah. Kata Kunci dinding kedap suara, material, nilai reduksi bunyi, pelepah pisang raja susu PENDAHULUAN Menggali potensi lokal dengan peman-faatan limbah alami Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT pasti memilki nilai kebaikan. Kekayaan alam yang melimpah di alam semesta ini merupakan salah satu bukti kebesaran Nya. Kekayaan alam dengan berbagai macam bentuk dan warna tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar kita telah membuktikan kekuasaan dan kebesaran Allah. Hal ini dijelaskan dalam Alquran surat Asy Syu'araa' ayat 7 Artinya “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik“. Beberapa jenis tumbuhan/tanaman yang ada di negara Indonesia memiliki nilai kemanfaatan yang besar. Salah satu diantaranya adalah pohon pisang. Tanaman ini mudah didapatkan, memiliki beberapa manfaat, dan harga relatif murah. Pohon pisang sering dijumpai di lingkungan sekitar Sinektika 2013 kita. Pohon pisang sering dijumpai di setiap pekarangan rumah, di pinggir jalan serta di sawah-sawah di pedesaan. Pohon pisang di Indonesia menjadi salah satu komoditas yang dapat dimanfaatkan. Pisang dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat. Pisang dijual dengan berbagai tingkatan mutu dan harga yang sangat bervariasi satu sama lain. Indonesia memiliki lebih dari 230 jenis pisang. Dari beberapa jenis pisang di Indonesia hanya beberapa jenis pisang yang dijual di pasaran, dikonsumsi oleh masyarakat dan mudah untuk mendapatkannya, diantaranya adalah Pisang Barangan, Raja, Raja Sereh Raja Susu, Raja Uli, Raja Jambe, Raja Molo, Raja Kul, Raja Tahun, Raja Bulu, Kepok, Tanduk, Mas, Ambon Lumut, Ambon Kuning, Nangka, Kapas, Kidang, Lampung, dan pisang Tongkat Langit. Pohon pisang memiliki banyak keistimewaan dibanding jenis tanaman yang lain. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa pelepah pisang Kepok bisa menjadi alternatif bahan dinding kedap suara. Pisang Raja Susu dipilih karena jumlahnya melimpah dan harganya lebih murah dibandingkan dengan pisang kepok. Pelepah pisang Raja Susu juga memiliki karakteristik hampir sama dengan pisang kepok. Dinding kedap suara untuk mengatasi masalah akustik dalam ruangan Akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang bunyi dan semua yang berkaitan dengan bunyi serta cara penanggulangan cacat akustik. Hal-hal yang dipelajari dalam akustik meliputi sifat-sifat bunyi, usaha mendapatkan bunyi yang enak untuk di dengar dalam sebuah ruangan, isolasi bunyi, persyaratan akustik dan sebagainya. Bunyi adalah gelombang getaran mekanis dalam udara atau benda padat yang masih bisa terdengar oleh telinga normal manusia. Getaran tersebut ada pada frekuensi 20-20000 Hertz. Di bawah rentang tersebut disebut bunyi infra infra sound, sedang di atas rentang tersebut disebut bunyi ultra ultra sound. Suara voice adalah bunyi manusia. Bunyi udara airborne sound adalah bunyi yang merambat lewat udara. Bunyi struktur structural sound adalah bunyi yang merambat melalui struktur untuk mengukur besarnya bunyi atau tekanan suara yang keluar dari sumbernya adalah sound level meter. Satuan bunyi adalah sound level meter. Akustik ruang lebih membahas tentang kualitas bunyi dalam ruang dan pengaturannya, pengendalian cacat akustik, bising. Kebisingan/noise adalah bunyi yang mengganggu dan tidak diinginkan, berasal dari suara manusia, lalu-lintas kendaraan, mesin/peralatan, refleksi suara speaker. Bunyi akan terdengar dari sumbernya apabila kenyaringannya melebihi background noise minimal 6 dB sampai 10 dB. Batas minimal perubahan kenyaringan bunyi yang masih dapat didengar dalam kondisi normal adalah 3 dB. Reduksi bising alamiah dapat terjadi karena aspek suhu udara °C, kelembaban udara %RH. Semakin tinggi suhu, kelembapan rendah dan intensitas bunyi naik Satwiko, 2004. Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai berikut 1. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja menyebutkan bah-wa kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang berada pada titik tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. 2. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan XI/1987 tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan bahwa kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu dan membahayakan kesehatan. Apabila akan membangun sebuah ruangan yang digunakan untuk aktifitas yang berkaitan dengan suara, misalnya home theater dan studio ataupun ruang rapat/konferensi dan ruang konser, ada 2 hal yang harus diperhatikan, yang pertama adalah bagaimana membuat ruangan terisolasi secara akustik dari lingkungan sekitarnya atau sering disebut sebagai insulasi membuat ruangan kedap suara atau soundproof. Hal lain yang harus diperhatikan adalah bagaimana mengkondisikan ruangan agar berkinerja sesuai dengan fungsinya atau sering disebut sebagai pengendalian medan akustik ruangan. Suharyani., Dhani Mutiari., Limbah pelepah pisang raja susu sebagai alternatif bahan dinding kedap suara Penerapan dinding kedap suara Dinding kedap suara terdiri dari beberapa jenis komposisi material. Bahan yang biasa digunakan adalah karpet dan glaswool. Dinding bata atau beton, dilapisi karpet atau glasswool, yang diletakkan diantara dinding bata dan kayu. Gambar 1. Contoh dinding kedap suara dengan bahan glaswool Sumber Mediastika, 2002 Akustik dalam Ruangan Bunyi akan mudah terbentur pembatas ruang di tempat tertutup. Pada ruangan tersebut akan terjadi peristiwa refleksi, absorbsi, transmisi, difraksi, difusi ,tergantung karakteristik elemen pembatas ruang jenis material, luas, bentuk. Bunyi terdengar merupakan kombinasi bunyi asli dan bunyi pantul. Penekanan pada cara mengatasi kebisingan yang muncul di dalam ruang serta meningkatkan kualitas bunyi , hal ini bertujuan agar tidak terjadi cacat akustik. Gambar 2. Gambar Perilaku Bunyi Sumber Mediastika, 2005 Sinektika 2013 Reduksi Bunyi Reduksi bunyi dapat terjadi tergantung jenis material penyerapannya,. Material yang memiliki nilai penyerapan lebih tinggi dari pada nilai pantulnya. Nilai penyerapan bunyi dari seluruh elemen ruang yang dinaikkan 2x lipat dari nilai semula, maka akan menurunkan kebisingan dari proses pantulan sebesar 3 dB. Nilai reduksi bunyi setelah ada pergantian material dirumuskan sebagai berikut NR =10 log 𝑎2𝑎1 … 1 dengan NR = Noise Reduction dB a2 = total reduksi setelah re-design a1 = total reduksi sebelum re-design NR merupakan reduksi dari bunyi hasil pemantulan yang tidak dikehendaki dengan penggantian elemen bidang batas, dengan intensitas sumber bunyi adalah tetap. Bagian elemen ruang yang harus mendapat perhatian agar NR efektif adalah bagian plafon, karena bagian ini merupakan bidang yang bebas dari kemungkinan tertutup objek lain, sehingga sangat potensial memantulkan bunyi. Koefisien Penyerapan/Absorbsi α Koefisien penyerapan adalah jum-lah/proporsi dari keseluruhan energi yang datang yang mampu diserap oleh material. Nilai koefisien penyerapan 1 mengandung arti bahwa permukaan menyerap absorbsi dengan sempurna, nilai penyerapan 0 berarti permukaan memantulkan refleksi dengan memiliki koefisien serap 0,007 dan dihitung dalam frekwensi 2000 1. Material dan Koefisien Serap KOEFISIEN SERAP PADA 500 Hz Sumber SK 405/MenKes RI/SK/XI/2002 Suharyani., Dhani Mutiari., Limbah pelepah pisang raja susu sebagai alternatif bahan dinding kedap suara Pelepah Pisang sebagai Alternatif Bahan Dinding Kedap Suara Serat yang diperoleh dari pelepah pisang merupakan serat yang cukup kuat sehingga cocok dijadikan bahan kain textil. Serat ini juga cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas karena memiliki memiliki kekuatan dan daya simpan yang tinggi Suyanti dkk, 2008 hal 30. Karakteristik dari serat pada pelepah pisang yang bisa digunakan sebagai pengganti bahan pembuat kain dan juga berdaya simpan tinggi, sehingga serat pisang memenuhi syarat sebagai bahan akustik untuk penyerapan bunyi. Serat pelepah pisang juga memenuhi persyaratan penting dari karakteristik dasar bahan akustik yaitu, bahan berpori yang memiliki jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Apalagi setelah pelepah pisang dikeringkan untuk mengurangi kandungan air pada pelepah pisang tersebut, maka kepadatannya akan semakin membuat pelepah pisang menjadi bahan yang dapat menyerap bunyi dengan cukup baik dan akan meredamnya. Pelepah pisang yang sudah dikeringkan, memilki tekstur yang berserabut dan berpori. Hal ini sebenarnya bisa juga menjadi alternatif bahan dasar material dinding kedap suara. Beberapa penelitian terdahulu telah menguji beberapa alternatif bahan dinding kedap suara yang memiliki karakteristik hampir sama dengan pelepah pisang yang dikeringkan, sebagai contoh diantaranya adalah sabut kelapa, sekam padi dan limbah gergaji kayu. Gambar 3. Morfologi tanaman pisang Sumber Elemen penyerap bunyi yang berpori mempunyai karakteristik penyerapan lebih efisien. Selain itu, ketebalan dan jarak lapisan dinding juga menentukan optimalisasi tingkat peredaman terhadap bunyi. Bahan berpori ini antara lain serat mineral, serat-serat karang rock wool, serat-serat gelas glass wool, serat-serat kayu, karpet, kain dan sebagainya. Hampir seluruh bagian tanaman pisang memiliki nilai kemanfaatan. Tingginya permintaan pasar akan hasil olahan buah pisang menimbulkan masalah yaitu limbah, seperti kulit pisang, bunga jantung pisang, pelepah batang dan bonggol akar. Akan tetapi limbah tersebut masing-masing memiliki nilai guna. Semakin berkembangnya ilmu pengeta-huan maka limbah–limbah tersebut bisa di diolah kembali, sehingga menghasilkan produk-produk baru yang memiliki nilai ekonomis dan nilai guna yang lebih tinggi. Pelepah pisang bisa diolah sehingga menghasilkan produk alternatif bahan dinding kedap suara. Gambar 4. Batang pisang Sumber Suharyani, 2012 Gambar 5. Pelepah pisang yang akan dikeringkan Sumber Suharyani, 2012 Gambar 6. Pelepah pisangyang akan dikeringkan Sumber Suharyani, 2012 Sinektika 2013 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah dengan studi komparasi dengan penelitian-penelitian terdahulu. Metode Eksperimental juga digunakan untuk menguji kemampuan penyerapan bunyi yang dihasilkan dari bahan pelepah pisang dengan berbagai bentuk anyaman yang berbeda dan memilki kemampuan paling optimum dalam meredam bunyi. Metode yang dilakukan untuk mengetahui nilai reduksi bunyi yang dihasilkan diantaranya adalah membuat beberapa jenis anyaman dari pelepah pisang yang sudah dikeringkan. Pelepah pisang yang sudah dipilih dikeringkan, kemudian dibuat anyaman. Anyaman tersebut kemudian diberi pelapis finishing triplek, agar bisa digunakan sebagai partisi dinding. Pengujian material ini dilakukan di laboratorium akustik, yaitu dengan membawa bahan uji untuk diujikan di laboratorium. HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai reduksi bunyi yang dihasilkan dari pelepah pisang sebagai dinding kedap suara merupakan salah satu masalah yang dibahas pada penelitian ini. Pengukuran waktu dengung dilakukan sebelum uji material. Pengukuran tingkat reverberation dalam sebuah ruangan dilakukan dengan menggunakan waktu dengung reverberation time. Waktu dengung dibutuhkan oleh suatu sumber bunyi yang dihentikan seketika untuk turun intensitasnya sebanyak 60 dB dari intensitas awal Mediastika, 2005. Ruangan pengujian akustik yang digunakan berukuran 3,6 X 3,6X2,4 m dengan hitungan waktu dengung t sebesar 0,26 detik. Memiliki data sebagai berikut kapasitas 2 orang dengan koefisien serap 0,46, di mana volume ruang 3,6 X 3,6 X 2,4 = 31,104m³, dinding dilapisi glaswool koefisien serap 0,30 luas 4 X 3,6 X 2,4 = 34,56 m² , luas lantai dan plafon masing–masing 3,6 X 3,6 = 12,96 m² dan dilapisi glaswool dengan koefisien serap 0,30. Meja kayu 1 X 0,6 dengan koefisien serap 0,10, kursi plastik 1 buah dengan koefisien serap 0,01, dinding panel akustik dengan bahan pelepah pisang yang akan diujikan seluas 1 X 0,45 m². Rumus waktu dengung reverberation timepada saat ruangan kosong atau belum dipasang panel akustik yang akan diujikan, dihitung dengan rumus sebagai berikut 𝑡 = 0,16 . V . A .α … 2 t = waktu dengung detik V = volume ruang m³ A = luas permukaan bidang penyerapan α = koefisien atau tingkat penyerapan suatu permukaan bidang Perhitungan ini akan digunakan pada penelitian lanjutan dengan mencari waktu dengung t pada ruangan uji akustik dan perubahannya setelah dipasang material dinding kedap suara dngan bahan limbah pelepah pisang. KESIMPULAN Pemilihan material akustik menjadi penentu kualitas suara di dalam ruangan. Beberapa fungsi suatu bangunan memiliki persyaratan tingkat intensitas bunyi yang distandarkan. Bahan material yang diproduksi oleh pabrik dan sering dijumpai adalah glaswool, karpet, sterofoom, Beberapa penelitian terdahulu telah mengujikan beberapa alternatif bahan dinding kedap suara dengan memanfaatkan potensi lokal, diantaranya adalah dengan menggunakan bahan dasar sekam padi, sabut kelapa dan serbuk gergaji kayu. Pada penelitian ini limbah pelepah pisang menjadi pilihan untuk bahan dasar dinding kedap suara. Selain harganya murah, bahan ini sering dijumpai dan mudah untuk memperolehnya. Serat pelepah pisang juga memenuhi persyaratan penting dari karakteristik dasar bahan akustik yaitu, bahan berpori yang memiliki jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Tingkat kepadatan pelepah pisang yang sudah dikeringkan akan semakin membuat pelepah pisang menjadi bahan yang dapat menyerap bunyi dengan cukup baik dan akan meredamnya. Pelepah pisang yang sudah dikeringkan, memiliki tekstur yang berserabut dan berpori. Hal ini bisa menjadi alternatif bahan dasar material dinding kedap suara. Penelitian selanjutnya bisa dilakukan pengujian lebih lanjut lagi tentang nilai reduksi yang dihasilkan dari dinding kedap suara dari bahan pelepah pisang. Metode yang digunakan dalam membuat material dinding Suharyani., Dhani Mutiari., Limbah pelepah pisang raja susu sebagai alternatif bahan dinding kedap suara kedap suara dari bahan pelepah pisang juga perlu dikaji lebih dalam untuk mengetahui hubungan pola anyaman kaitannya dengan kemampuan nilai reduksi bunyi dan hubungannya dengan nilai estetika dari bentuk tampilan material yang akan dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA Khuriati, Aini, dkk, 2006, Disain Peredam Suara Berbahan Dasar Sabut Kelapa dan Pengukuran Koefisien Penyerapan Bunyinya, Berkala Fisika ISSN 1410 - 9662, Januari 2006, 15-25 Mediastika, 2005, Akustika Bangunan, Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia, Edisi I, Erlangga, Jakarta Mediastika, 2009, Material Akustik, Pengendali Kualitas Bunyi pada Bangunan, Edisi I, Andi, Yogyakarta M. Bagus, 2009, Pemanfaatan Komposit Serat Batang PisangUntuk Aplikasi Panel Dinding Kendaraan Umum Kedap Suara Dan Memiliki Sifat Mekanik Yang Kuat, 5 Oktober 2011, Satwiko, Prasasto, 2004, Fisika Bangunan Edisi 1,ANDI, Yogyakarta Satwiko, Prasasto, 2004, Fisika Bangunan Edisi 2,ANDI, Yogyakarta ... Secara umum akustik dapat dilihat sebagai gelombang yang dihasilkan benda bergetar yang merambat melalui medium seperti udara Everest & Pollman, 2009. Akustik mempunyai tujuan untuk mencapai kondisi pendengaran suara yang sempurna yaitu murni, merata, jelas dan tidak berdengung sehingga sama seperti aslinya, bebas dari cacat dan kebisingan Suharyani & Dani, 2013. ...... Pisang musa paradisiaca adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Gambar 1. Batang Pisang Suharyani, 2012 Tanaman pisang Musa paradisiaca dapat dimanfaatkan mulai dari batang pisang bagian bawah bongkol, tengah dan bagian atas termasuk daunnya. Menurut Santi 2012 total produksi batang pisang dalam berat segar minimum mencapai 100 kali lipat dari produksi buah pisangnya sedangkan total produksi daun pisang dapat mencapai 30 kali lipat dari produksi buah pisang. ...Ancas TamiLimbah batang pisang merupakan salah satu biomassa terbesar di Indonesia yang memiliki kandungan lignoselulosa yang cukup tinggi yaitu selulosa 59%, lignin 10%, dan hemiselulosa 18%. Delignifikasi merupakan proses pemisahan ikatan selulosa dengan lignin dan hemiselulosa. Pada penelitian ini dilakukan proses delignifikasi limbah batang pisang dengan metode organosolv dimana pelarut yang dipakai ialah asam formiat dengan konsentrasi 60%, 70%, 80% - berat dan katalis H2O2 5%-berat pada suhu 1000C selama 120, 150, dan 180 menit. Kemudian dilakukan analisis kadar lignoselulosa dan dikarakterisasi dengan uji FTIR dan SEM. Dari hasil analisis setelah proses delignifikasi, pelarut asam formiat dapat memisahkan ikatan lignoselulosa, didapatkan yield selulosa terbaik dengan menggunakan pelarut asam formiat 70% dengan waktu 180 menit didapatkan kadar selulosa sebanyak 59,55%.
- Hampir semua bagian dari pohon pisang bisa dimanfaatkan. Selain buahnya, daun, batang hingga jantung pisang pun biasa dimanfaatkan masyarakat. Di era modern dan semakin majunya penelitian, limbah pelepah pisang pun bisa digunakan menjadi bahan penyerap hidrogel ramah ini merupakan ide para mahasiswa Universitas Gadjah Mada UGM. Salah satu mahasiswa yang terlibat penelitian ini, Talitha Tara Thanaa mengatakan, pengembangan hidrogel dari limbah pelepah pisang ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap keberadaan limbah popok bayi. Baca juga Dosen Psikologi UII Jelaskan Kondisi Cancel Culture dan Dampaknya Bahaya limbah popok bayi Apalagi saat ini limbah popok bayi jumlahnya terus meningkat. Padahal popok bayi termasuk limbah yang sulit terurai sehingga mencemari lingkungan. "Biasanya bayi memakai popok 3-4 buah per hari. Sementara tiap tahun di Indonesia ada 4,2-4,8 juta ibu hamil melahirkan bayi. Jadi, bisa banyaknya dibayangkan limbah popok ini," kata Talitha seperti dikutip dari laman UGM, Senin 23/8/2021.Dia menerangkan, bahan penyerap atau super Absorbent Polymer SAP yang terdapat dalam popok bayi berfungsi untuk menyerap dan menyimpan air mengandung natrium akrilat berasal dari minyak bumi. Kandungan tersebut sulit untuk terurai oleh lingkungan. Tidak hanya itu, air atau kotoran yang tersimpan dalam popok bisa membahayakan kesehatan tubuh. Dari keprihatinan tersebut, para mahasiswa ini melakukan penelitian dengan memanfaatkan limbah pelepah pisang pun bisa digunakan menjadi bahan penyerap hidrogel ramah lingkungan. Baca juga Mahasiswa, Kenali Perbedaan Fungsi Aerator Akuarium dan Tabung Oksigen Selain Talitha, penelitian ini juga digawangi oleh Hardian Ridho Alfalah dan Delvira Sari. Ridho menyampaikan, selama ini pelepah pisang belum dimanfaatkan secara optimal dan hanya dibuang begitu saja. Padahal, di dalam pelepah pisang memiliki kandungan selulosa cukup tinggi. "Kandungan selulosa ini bisa digunakan sebagai bahan penyerap dengan kemampuan serap tinggi," ungkap Hardian Ridho Alfalah. Baca juga Mahasiswa Unair Manfaatkan Kulit Pisang untuk Perawatan Luka Modern
Water is a basic requirement for human life, so that if the water needs both in terms of quantity and quality have not been fulfilled can have a large impact on health and social insecurity. Problems often encountered is the quality of ground water and river water used less qualified people because of the content elements of Ca 2+ and Mg 2+ in the presence of water commonly called water hardness. Hard water that contains ions Ca 2+ and Mg 2+ is not good for consumption. Because in the long run will cause damage to the kidneys, and liver. In plants K2CO3 compound commonly found in dried banana leaves are burned, K2CO3 levels may increase if extracted at a speed of 300 rpm. This study uses the extract of banana bark ash as neutralizing hard water. The results of this study suggests that the levels of ash banana bark extract 15g cholesterol highest total hardness of water. Based on the homogeneity test can be concluded that the observation data reduction in total hardness levels are homogeneous and based on ANOVA test can be concluded that there is the effect of different levels of ash banana bark extract to decreased levels of total hardness of water. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 1 LIMBAH PELEPAH PISANG SEBAGAI PENETRALISIR KESADAHAN AIR Devi Putri Isnarwaty 1, Harun Al Azies2, Nadia Voletta3, Fauzizah Fatma Ningrum4 Sri Pingit Wulandari5 Diploma Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya e-maildevisnarwaty harunalazies fauzizahfatma22 pingit_pjm Abstrak Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, sehingga jika kebutuhan air tersebut baik dalam segi kuantitas maupun kualitas belum tercukupi dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial. Permasalahan yang sering dijumpai adalah kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat karena adanya kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air yang keberadaannya biasa disebut kesadahan air. Air sadah yang banyak mengandung ion-ion Ca2+ dan Mg2+ tidak baik untuk dikonsumsi. Karena dalam jangka panjang akan menimbulkan kerusakan pada ginjal, dan hati. Pada tumbuhan senyawa K2CO3 banyak ditemukan dalam pelepah pisang yang telah kering yang diabukan, kadar K2CO3 dapat meningkat apabila di ekstrak dengan kecepatan 300 rpm. Penelitian ini menggunakan ekstrak abu pelepah pisang sebagai penetralisir air sadah. Hasil penelitian ini memberi kesimpulan bahwa kadar ekstrak abu pelepah pisang 15g menurunkan kadar kesadahan total air tertinggi. Berdasarkan uji homogenitas dapat disimpulkan bahwa data pengamatan penurunan kadar kesadahan total tersebut adalah homogen dan berdasarkan uji ANOVA dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh perbedaan kadar ekstrak abu pelepah pisang terhadap penurunan kadar kesadahan total air. Kata Kunci Air Sadah, Ekstrak Abu Pelepah Pisang, Rancangan Acak Lengkap RAL Abstract Water is a basic requirement for human life, so that if the water needs both in terms of quantity and quality have not been fulfilled can have a large impact on health and social insecurity. Problems often encountered is the quality of ground water and river water used less qualified people because of the content elements of Ca 2+ and Mg 2+ in the presence of water commonly called water hardness. Hard water that contains ions Ca 2+ and Mg 2+ is not good for consumption. Because in the long run will cause damage to the kidneys, and liver. In plants K2CO3 compound commonly found in dried banana leaves are burned, K2CO3 levels may increase if extracted at a speed of 300 rpm. This study uses the extract of banana bark ash as neutralizing hard water. The results of this study suggests that the levels of ash banana bark extract 15g cholesterol highest total hardness of water. Based on the homogeneity test can be concluded that the observation data reduction in total hardness levels are homogeneous and based on ANOVA test can be concluded that there is the effect of different levels of ash banana bark extract to decreased levels of total hardness of water. Keywords Hard Water, Extract Banana Leaf Ash, completely randomized design CRD 1. PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, sehingga jika kebutuhan air tersebut baik dalam segi kuantitas maupun kualitas belum tercukupi dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial. Sebagian besar masyarakat masih memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti untuk mencuci, mandi dan memasak. Permasalahan yang sering dijumpai pada pelayanan air bahwa kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air bersih yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk digunakan. Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air yang keberadaannya biasa Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 2 disebut kesadahan air. Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk penggunaan rumah tangga maupun untuk penggunaan industri. Air sadah yang banyak mengandung ion-ion Ca2+ dan Mg2+ tidak baik untuk dikonsumsi. Karena dalam jangka panjang akan menimbulkan kerusakan pada ginjal, dan hati. Tubuh hanya memerlukan ion-ion tersebut dalam jumlah yang sangat sedikit. Salah satu cara untuk menghilangkan ion Ca2+dan ion Mg2+ dari air yang sadah itu dengan mereaksikan ion tersebut dengan senyawa Na2CO3 atau K2CO3. Pada tumbuhan senyawa K2CO3 banyak ditemukan dalam pelepah pisang yang telah kering yang diabukan, kadar K2CO3 dapat meningkat apabila di ekstrak dengan kecepatan 300rpm. Berdasarkan penjelasan di atas maka, perlu diadakan penelitian untuk menganalisa “Pengolahan Limbah Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. sebagai Penetralisir Kesadahan Air dalam Upaya Konservasi Air dan Lingkungan”. Penelitian ini mengenai rancangan penurunan kadar kesadahan air yang menggunakan ekstrak abu pelepah pisang dengan tiga kadar yang berbeda yaitu 5gram, 10 gram dan 15 gram. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap RAL yaitu dengan perlakuan yang sama pada tiap media yang sama dalam keadaan yang homogen. Homogenitas dari penelitian ini meliputi kadar air sadah dan kecepatan pengadukan. Setiap media diperlakukan pengulangan sebanyak tiga kali dalam satu wadah secara acak. 2. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental yaitu dengan mengeksperimen ekstrak abu pelepah pisang dengan air sadah. Jumlah perlakuan ada tiga yaitu dosis 5 gram, 10 gram, 15 gram, dan setiap perlakuan diulang dengan sembilan pengulangan. Tahapan-tahapan pembuatan ekstrak abu pelepah pisang adalah sebagai berikut. a. Studi Literatur Studi literatur berisi serangkaian kegiatan pencarian dan pengkajian sumber- sumber yang relevan dan terpercaya dalam pengumpulan materi yang menjadi pakem atau acuan dalam penelitian ini. Literatur yang digunakan dititikberatkan pada buku-buku dan jurnal ilmiah tentang kesadahan air dan limbah abu pelepah pisang. b. Pembuatan Abu Pelepah Pisang Memotong menjadi ukuran kecil pelepah pisang yang sudah dikeringkan. Membakar pelepah pisang menggunakan korek Ducan sampai terbentuk menjadi abu. Kemudian abu pembakaran pelepah pisang tersebut dimasukan kedalam cawan yang sudah diberi kode A, B, dan C. c. Pembuatan Ekstrak Abu Pelepah Pisang Mengambil beakerglass lalu, kemudian pipet 100ml aquades pada beakerglass. Kemudian membubuhkan abu yang berada pada cawan kedalam beakerglass. Setalah itu, memasukkan magnet stirer pada campuran abu dan aquades, masing-masing 1 magnet stirer. Kemudian campuran tersebut dipanaskan dengan pemanas otomatis dengan kecepatan 300 rpm selama 10 menit atau sampai mendidih. Kemudian didiamkan sampai dingin. Setelah dingin, menyaring campuran tersebut dengan kertas saring dengan menggunakan corong buchner dan beakerglass. d. Mengukur Kadar Kesadahan Total Air Mengukur kesadahan total air dilakukan untuk membandingkan kadar kesadahan total air sebelum dan sesudah diberikan ekstrak abu pelepah pisang. Langkah untuk mengukur kesadahan total air adalah dengan mencampurkan ekstrak abu pelepah pisang dengan air sadah, selanjutnya dilakukan dengan tahap titrasi. Nilai kesadahan total setelah diberikan ekstrak abu pelepah pisang didapatkan dari persamaan berikut EDTAEDTAuMVCV a Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 3 Kesadahan total air diperoleh juga dari hasil penjumlahan antara kesadahan Mg2+ dengan kesadahan Ca2+. Dikarenakan terkendala masalah teknis yaitu terdapat beberapa alat dan bahan yang sulit didapatkan seperti air sadah, indikator mixauride, sehingga kami memutuskan untuk menggunakan data sekunder untuk memperoleh data tentang kadar kesadahan total air. e. Pengambilan Data Kadar Kesadahan Total Data yang diambil pada penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh salah satu dari anggota kami yaitu Nadia Voletta pada saat mengikuti lomba karya ilmiah remaja tingkat Nasional pada tahun 2014 data sekunder dapat dilihat pada Lampiran. Berikut ialah tabel struktur data metode Rancangan Acak Lengkap RAL yang digunakan pada penelitian. Data yang digunakan terdiri dari 27 data yang terdiri dari 3 perlakuan dimana setiap perlakuan terdiri dari 9 pengulangan. f. Analisis dan Pembahasan Pada tahap ini, data sekunder yang telah terkumpul dianalisis. Langkah analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Menganalisis karakteristik data menggunakan grafik. b. Menguji homogenitas varians terhadap data kadar kesadahan total. c. Menguji ANOVA untuk mengetahui apakah ada pengaruh perlakuan yang berbeda atau tidak pada kadar kesadahan total. d. Menginterpretasi hasil analisis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Karakteristik Data Hasil uji karakteristik data pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa kadar kesadahan total yang diperolah dari penjumlahan antara kesadahan Mg2+ dengan kesadahan Ca2+ mengalami penurunan secara signifikan setelah diberikan ekstrak abu pelepah pisang, dan semakin besar kadar ekstrak abu pelepah pisang yang diberikan maka kadar kesadahan total nya pun semakin rendah. Gambar 1. Grafik Perbandingan Kadar Kesadahan Total Gambar 4 dapat diketahui bahwa kadar kesadahan total yang diperolah dari penjumlahan antara kesadahan Mg2+ dengan kesadahan Ca2+ mengalami penurunan secara signifikan setelah diberikan ekstrak abu pelepah pisang, dan semakin besar kadar ekstrak abu pelepah pisang yang diberikan maka kadar kesadahan total nya pun semakin rendah. b. Uji Homogenitas Berikut ini dilakukan pengujian homogenitas terhadap ragam dari perlakuan yang berbeda pada data kadar kesadahan total. 65,4 65,4 69,76 69,7661,04 61,04 65,4 65,4 65,432,7 32,7 34,88 37,06 39,24 41,42 41,42 47,96 45,7826,16 26,16 28,34 26,16 28,34 30,54 30,54 28,34 28,3401020304050607080123456789Kadar Kesadahan Total ppmPengulanganPerlakuanPerlakuan 1 5gPerlakuan 2 10gPerlakuan 3 15g Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 4 Hipotesis H0 ragam dari antar perlakuan sama H1 minimal ada satu varians antar perlakuan yang berbeda, i= 1,2,3 Taraf Signifikan α = 0,05 Daerah Kritis Tolak H0 jika 𝜒2hitung > 𝜒2tabelαdf atau Pvalue Ftabel atau Pvalue< α Ftabel=Fαv1,v2 = = 3,40 Statistik Uji Tabel 1 Output Minitab ANOVA Keputusan Tolak H0, karena nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel, yaitu 138,25 lebih besar dari 3,40 dan Pvalue 0,00 lebih kecil dari α 0,05 Kesimpulan Minimal ada satu perlakuan yang berpengaruh terhadap kadar kesadahan total. Artinya perlakuan yang diberikan yaitu perbedaan kadar ekstrak abu pelepah pisang Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 5 dapat mengurangi kesadahan air dikarenakan abu pelepah pisang mengandung senyawa yang dapat mengikat Ca2+ dan Mg2+ yang menyebabkan air tersebut sadah. Dari penjelasan diatas dapat dianalisis bahwa jumlah ekstrak abu pelepah pisang yang semakin meningkat dapat menurunkan kadar kesadahan air. Dari percobaan yang dilakukan diperoleh bahwa kadar kesadahan air paling kecil terdapat pada perlakuan yang memiliki jumlah ekstrak abu pelepah pisang paling besar yaitu sebesar 15 gr. mengikat Ca2+ dan Mg2+ yang menyebabkan air tersebut sadah. d. Uji Perbandingan Berganda Uji perbandingan berganda dilakukan untuk membandingkan antara perlakuan yang satu dengan yang lain apakah ada perbedaan atau tidak terhadap data kadar kesadahan total. Berikut hasil perhitungannya dengan menggunakan software Minitab. Tabel 4. Uji Perbandingan Berganda Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Perlakuan N Mean StDev -+-+-+-+ 3 9 -*- 1 9 -*- -+-+-+-+ 36 48 60 72 Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui hasil uji perbandingan berganda. Perlakuan dikatakan tidak berbeda nyata ketika garis antar perlakuan saling memotong. Sebaliknya perlakuan dikatakan berbeda nyata ketika garis antar perlakuan tidak saling memotong, sehingga diperoleh keputusan sebagai berikut. a. Perlakuan 2 berbeda nyata dengan perlakuan 3 dan 1 b. Perlakuan 3 berbeda nyata dengan perlakuan 1 KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut 1. Berdasarkan analisis menggunakan statistika deskriptif disimpulkan bahwa semakin besar kadar ekstrak abu pelepah pisang yang diberikan maka kadar kesadahan total nya pun semakin rendah. 2. Berdasarkan uji homogenitas dapat disimpulkan bahwa data pengamatan penurunan kadar kesadahan total air dengan tiga kadar ekstrak abu pelepah pisang adalah tidak homogen nilai varians dari data pengamatan tersebut berbeda. 3. Berdasarkan uji ANOVA dapat disimpulkan bahwa Minimal ada satu perlakuan yang berpengaruh terhadap kadar kesadahan total 4. Berdasarkan uji perbandingan berganda hasil uji perbandingan berganda juga menunjukkan bahwa setiap perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kadar kesadahan total air. UCAPAN TERIMA KASIH Diucapkan terima kasih kepada Ditjen Dikti atas Program Kreativitas Mahasiswa yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini dan disampaikan terima kasih kepada Prodi Diploma Statistika ITS yang telah memberikan fasilitas penyelesaian penelitian ini. Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 6 DAFTAR PUSTAKA Agra 1975. Pemanfaatan Senyawa Kalium Dari Abu. Yogyakarta Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada. Depkes , Peraturan Menteri Kesehatan /MENKES/Per/IX/1990. Tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Gaspersz, Vincent. 1995. Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Bandung Tarsito Rasman, 2008. Kemampuan Abu Tangkai Padi “Merang” Dalam Menurunkan Kesadahan Air Sumur Gali. Edisi XVI. Makassar Fakultas Kesehatan Masyarakat Politeknik kesehatan Lingkungan Makasar. Usman, Dwi Handayani. 2013. Pemanfaatan Abu Sekam Padi Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Gali Di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo Skripsi. Gorontalo Universitas Negeri Gorontalo. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Senyawa Kalium Dari AbuI B AgraAgra 1975. Pemanfaatan Senyawa Kalium Dari Abu. Yogyakarta Fakultas Teknik Universitas Gajah Menteri Kesehatan /MENKES/Per/IX/1990. Tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas AirR I DepkesDepkes, Peraturan Menteri Kesehatan /MENKES/Per/IX/1990. Tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Analisis Dalam Penelitian PercobaanVincent GasperszGaspersz, Vincent. 1995. Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Bandung Tarsito Rasman, 2008. Kemampuan Abu Tangkai Padi "Merang" Dalam Menurunkan Kesadahan Air Sumur Gali. Edisi XVI. Makassar Fakultas Kesehatan Masyarakat Politeknik kesehatan Lingkungan Makasar.
Misalnya saja kulit jagung tongkol jagung kulit pisang dan bahan organik lainnya. Pa-dahal pelepah pisang kering mempu-nyai kandungan selulosa sebanyak 63 64 yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pulp untuk ker-tas seni 3. Belajar Cara Kombinasi Mangga Pake Sambung Pucuk Youtube Belajar Pohon Dari data Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur pada 2019 luas lahan panen pisang seluas 20284 hektar. Limbah pelepah pisang dapat banyak ditemui di daerah. Produk-produk tersebut bahkan diekspor ke luar negeri. Debog produsen kerajinan di Bojonegoro Jawa Timur telah menggunakan pelepah pisang untuk membuat lebih dari 60 jenis produk. Selain dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan juga memperbaiki kandungan gizi bila diolah menjadi makanan. Misalnya saja kap lampu kotak tisu tas pesta sandal tempat pensil boneka lucu aneka pigura foto yang unik sampai dikreasikan menjadi karya lukisan kaligrafi. Dengan bahan peralatan dan penerapan teknologi yang sederhana produk yang akan dihasilkan memiliki. Ide pemanfaatan pelepah pisang menjadi kerajinan sendal muncul setelah memperhatikan bahwa keterampilan yang akan dikembangkan memiliki bahan baku yang sangat mudah diperoleh. Indonesia Kepulauan Pasifik negara-negara Amerika Tengah dan Brasil dikenal sebagai negara utama pengekspor pisang. Namun sayangnya sebagian produk diekspor dalam bentuk bahan mentah. Di daerah dengan hujan merata sepanjang tahun produksi pisang dapat berlangsung tanpa mengenal musim. 1lembah pelepah pisang dapat banyak ditemui di daerah. Anita Yuni Kholillah limbah pelepah pohon pisang dapat dibuat menjadi paper bag yang ramah lingkungan yang ia namai Sang Paper. Pisang dengan nama ilmiah Musa paradisiaca banyak tumbuh di dataran pada ketinggian 500 meter di atas permukaan laut memiliki tingkat keasaman tanah pH 45-75. Batang pohon pisang ini merupakan bahan yang mudah ditemui di masyarakat atau desa-desa sehingga tidak menutup kemungkinan untuk memanfaatkan limbah pelepah pisang ini. Salah satu makanan olahan dari kulit pisang. Batang yang dihasilkan hanya dibiarkan begitu saja. Limbah kulit pisang mengandung zat gizi yang cukup tinggi terutama pada vitamin dan mineralnya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan. Pelepah pisang memiliki kandungan α-selulosa sebesar 833 dan lignin sebesar 297 Bahri 2015. Pelepah pisang tersusun oleh jalinan serat dan unsur-unsur kimia lainnya seperti kayu oleh karena itu potensi yang besar seyogyanya dapat diolah seperti pengolahan kayu yang dapat menghasilkan produk yang bernilai komersil. Di tangan orang yang kreatif limbah pelepah pisang bisa menjadi lahan bisnis yang potensial. Dari keseluruhan jumlah varietas buah pisang terdapat jenis-jenis buah pisangmasalah pencemaran lingkungan akibat limbah plastik. Pah termasuk pelepah pisang kering ka-rena masih dianggap hanya akan meng-habiskan waktu uang dan tenaga. Masyarakat di negara-negara Afrika dan Amerika Latin dikenal sangat tinggi mengonsumsi pisang setiap tahunnya. Pesisir pantai Bpegunungan C. Seperti yang kita ketahui Pohon Pisang banyak sekali manfaatnya mulai dari buahnya yang bisa kita santap atau pun kita olah menjadi makanan seperti Bolu Pisang ada juga. Berbekal limbah pelepah pisang yang ada Anda bisa menciptakan berbagai macam produk kerajinan yang unik. Setiap musim panen banyak pohon pisang yang ditebang karena masa hidup pisang hanya sekali panen. Kemungkinan Anda dapat memperoleh sebuah inspirasi yang kira-kira pelepah pisang tersebut akan bisa digunakan untuk apa. Bahkan di kampung terdapat banyak pelepah pisang berserakan dan dibiarkan begitu saja. Kulit pisang merupakan bahan buangan limbah buah pisang yang cukup banyak jumlahnya. Sementara batangnya yang disebut pelepah banyak dibuang dan ditumpuk untuk dijadikan pupuk organik. Apesisir pantai bpegunungan cpertanian dperkotaan 3pemilahan bahan limbah lunak bertujuan untuk. Seperti pelepah pinangPadahal dari data yang dimiliki Institut Teknologi Bandung tanaman pinang di Jambi mencapai 17000 hektare. Limbah pelepah pisang dapat banyak ditemui di daerah. Mengingat besarnya potensi limbah pelepah pisang di Indonesia yang belum termanfaatkan maka perlu solusi kreatifitas pemanfaatan dalam skala sederhana namun memberikan. TIMESINDONESIA BANYUWANGI Di tangan kreatif pasangan suami istri asal Banyuwangi dr. Limbah serutan kayu banyak terdapat di daerah. Padahal apabila Anda berusaha sedikit saja dalam mengamati pelepah pisang tersebut. Selain itu di dalam limbah pelepah pisang kering juga terdapat 20. Namun terkadang masyarakat tidak mengolah pupuk tersebut dengan baik sehingga merusak pemandangan. Pelepah pisang merupakan tanaman dengan daya simpan lama ditemukan di banyak tempat sebagai limbah pertanian dan biaya yang dikeluarkan cukup rendah dalam perolehan bahan maupun penanganan bahan yang dilakukan. Amenentukan bahan yang dapat digunakan dan yang sudah seharusnya dibuang bmenentukan. Apesisir pantai bpegunungan cpertanian dperkotaan 2limbah serutan kayu banyak terdapat di daerah. Ananta Naufal Habibi Sp. Berdasarkan nilai kandungan. Berawal dari Istri Ananta yang menggemari dunia fashion terutama designer ecofashion fashion orientasi ramah lingkungan dan. Di Kota Serang tepatnya di daerah Kaujon Buah Gede Rt 04 Rw 03 Depan SD 7 Kaujon Serang Banten terdapat suatu tempat usaha Kerajinan yang memanfaatkan Pelepah Pisang sebagai bahan utama pembuatannya. Pelepah pisang bisa menjadi salah satu kerajinan tangan yang sanggup memberikan hasil yang. Bioplastik dapat dijadikan solusi dalam pemecahan Pisang sendiri merupakan jenis buah-buahan yang terdapat pada daerah tropis dan diproduksi sangat banyak di Indonesia tiap tahunnya. Pisang mempunyai batang semu yang dinamakan pelepah batang pisang. Permintaan tali tambang berbahan dasar pelepah pisang pernah mengalami masa kejayaan di awal tahun 2000-an namun diduga karena banyaknya produsen tali dari berbagai daerah di Pulau Jawa mengakibatkan sejumlah pengusaha tali tambang pelepah pisang tak mampu bertahan termasuk sejumlah produsen di wilayah Kabupaten Bojonegoro banyak yang gulung tikar.
limbah pelepah pisang dapat banyak ditemui di daerah